Rabu, 26 Mei 2010

ngambil di fansite

RINDUKAN DIRIMU

"Iooo...coba nyanyi dong, nyanyiii..."rayu seorang gadis cilik pada sahabat cowoknya.
"Nggak mauuuu....capek, ausss...."tolak si cowok dengan malas.
"Aiiih....Io jaat....wuuuuuuu...."gadis cilik itu mulai ngambek. Cowok kecil yang sebenarnya bernama Rio, bukan Io itu, jadi tidak tega melihatnya. Ia pun mendekati gadis cilik itu.
"Iya mau deh, tapi Ify yang maen pianonya ya?"gadis cilik bernama Ify itu pun wajahnya langsung berubah cerah.
"Okeeee...! Ayo, Ioo!"kata Ify sambil duduk di kursi pianonya. Lalu Ify mulai menekan tuts-tuts pianonya, sementara Rio dengan luwes mengikuti nada-nada lagu tersebut.
"Ioo...bagus....!"puji Ify setelah lagu selesai.
"Iya dong, Rio gitu loh! Oh, ya, namaku Rio...bukan Io!"kata Rio sedikit sewot karena namanya selalu salah disebut Ify.
"...Ify.."
"Ya? Kenapa?"
"Klo udah gede, Ify mau jadi apa?"
"...kalo Io mau jadi apa?"
"Aku mau jadi penyanyi yang terkenal Fy! Hahahahaaa...!"kata Rio sambil berpose bak Superman.
"Hehehe...kalo Ify...Ify mau jadi pianis aja deh. Terus, nanti Io nyanyi sambil diiringi pianonya Ify."kata Ify sambil tersenyum polos.
"Gitu ya? Janji?"kata Rio sambil mengacungkan jari kelingkingnya.
"Janji!"kata Ify sambil menyambut jari kelingking Rio.



7 tahun kemudian...
Kini mereka sudah berusia 13 tahun. Ify dan Rio makin menekuni hobi masing-masing. Rio semakin jago di bidang vokal, sementara Ify sudah mendapat julukan The Queen of Piano.
"Yo, gimana lomba minggu kemarin?"
"Menang dong! Mau liat pialanya? Di rumah!"kata Rio.
"Kok aku dibilang mau liat piala kamu sih? PD banget ya kamu!"kata Ify sambil melotot. Rio pun jadi deg-degan, takut Ify marah.
"...padahal bener lho..."kata Ify sambil meleletkan lidahnya.
"Hiiih! Dasar kamu!!"kata Rio sambil menggebuk Ify dengan tasnya.
"Ih, sakit amat sih! Kamu isi apa tas itu?!"teriak Ify.
"Tasnya kuisi kamus!!"kata Rio sambil menjatuhkan isi tasnya, kamus 2 buah.
"Kejam kamu!"kata Ify sambil mengolesi pipi Rio dengan krim kue yang dibelinya. Rio kaget, namun dengan entengnya mencolek krim tersebut dan menjilatinya.
"Hihihihi..."Ify tertawa kecil. Rio menatap Ify lekat-lekat. Pipi Ify pun jadi bersemu merah.
"Kamu..."kata Rio dengan lembut.
"Ke--kenapa?"tanya Ify dengan malu.
"....kalo ketawa, kayak kuntilanak ya."kata Rio dan mulai berjalan meninggalkan Ify dengan tangan ditempelkan di depan 2 kupingnya. Melihat tingkah Rio itu, Deva dan Alvin yang kebetulan berpapasan dengan Rio langsung mengikuti gerakan Rio.
"..sebentar lagi ada 'itu' ya, Yo?"tanya Deva. Dan ternyata yang dimaksud "itu" adalah...


"APA-APAAN SIH, KAMUUUUUU! HEY, MARIO STEVANO ADITYA HALIIIINGGG!!!!!"

Teriakan itu melengking, memenuhi penjuru kelas. Rio, langsung bergaya tepuk tangan ala Tukul.
"Plok, plok, plok, luar biasa sekali...Nona Ify! Sepertinya permainan pianomu tidak melengking seperti itu, hey Allyssa Saufika Umari!"sindir Rio.
"Mana ada piano bunyinya melengking! Adanya tuh, suara kamu ngelengking!"kata Ify.
"Sudah dong, heiii...kalian ini tiada hari tanpa bertengkar ya?"lerai Alvin.
Ify menggembungkan pipinya, lalu duduk di kursinya dengan wajah cemberut. Rio melirik Ify, dan segera setelah suasana kelas tidak terlalu ramai lagi, ia mendekati Ify.
"Ipi, marah yaaa?"rajuk Rio dengan wajah manjanya. Biasanya Ify tidak tahan dengan wajah manja Rio, tapi kali ini Ify tetap melengos.
"Ipi, Io minta maap deeeeh....sorry yaaaa? Ipi jadi kan, ke rumah Rio nanti?"tanya Rio, dengan wajah yang makin manis.
"Huuuuummmm......."gumam Ify.
"Ipi....."
"Nggak ah, gak jadii, Rio jaat sih."kata Ify. Tapi ia memandang Rio dengan penuh arti.
"Bilang dulu, namaku yang betul."kata Ify.
"Ipi."
"Yang bener!"
"Ya, Ipi."
"Rio!"
"Ipi."
"..."
"....IFY."
"Nah, gitu dong. Oke deh, nanti Ipi dateng."kata Ify sambil tersenyum. Rio membalasnya, lalu berbalik. Jadi...
Rio tidak melihat wajah Ify bersemu merah.

Di rumah Rio...

"Wahh, pialanya memang beda ya! Lebih bagus! Lebih mempesona!"kata Ify.
"Norak ah, kamu."
"Beneran kok!"Ify berbalik. Matanya bertemu dengan mata Rio. Jarak mereka berdua begitu dekat saat itu.
"...eeehh..."Rio langsung menggaruk-garuk kepalanya. Salting.
"Ify....hem, kamu...punya...orang yang disukai?"tanya Rio. Ify terkejut, lalu ia mulai merah lagi.
"Hei, ada tidak?"
"Ehm, ada...sih, ada. Kenapa?"
"....jadi, cowok itu...sainganku dong?"
"Hah? Apa maksudmu? Kok bisa jadi sainganmu?"tanya Ify dengan perasaan malunya.


"Ya...sudah jelas! Karena aku suka padamu....."

DEGGG!
Jantung Ify berdetak. Sekali, sangat kencang! Rasanya, ia ingin berteriak supaya rasa malu dan bahagianya bisa keluar dengan jelas!
"Ify...maukah kamu...jadi p-pacar-ku..?"tanya Rio gugup. Ia pun mulai kehabisan kata-kata. Ify terdiam. Lalu ia menuju ke arah lain. Ada kertas dengan tulisan huruf alfabet.
"Rio, baca huruf yang aku tunjuk ya? Itu jawaban aku."
"Ehm, iya..."
Ify menunjuk satu huruf.
"Y...."
Dan jarinya berpindah ke huruf lain.
"...A...."
Dan Rio pun melonjak kegirangan!



2 minggu setelah itu....
"Rioooo....ehm, aku mau bicara denganmu."kata Ify pada Rio and the gank.
"Eh, iya,"kata Rio lalu mengikuti Ify dengan sorakan "suit suit"dari ganknya.


"Hah? Ke Inggris?"ucap Rio.
"...iya...maafkan aku, Yo. Liburan kenaikan kelas ini, aku akan pergi ke Inggris. Begini, ayah dan ibuku sangat menginginkan aku dapat jadi pianis terkenal, seperti impianku juga."kata Ify. Rio terdiam.
"Tapi aku sudah menemukan kehidupanku di sini sejak aku pacaran denganmu. Dan aku tak ingin meninggalkannya begitu saja. Karena itu...Rio..."Air mata mulai menggantung di dua bola mata Ify.
"Aku...bingung Yo. Aku sangat ingin jadi pianis, di sana katanya ada tanteku yang sangat jago piano dan pasti bisa mengajariku. Tapi, aku sangat tidak ingin meninggalkanmu Yo...."kata Ify sambil memegang erat liontinnya, yang berisi foto Rio.

"....pergi aja Fy. Nggak apa kok."kata Rio akhirnya.
"...Yo? Kamu...ikhlas?"tanya Ify.
"....dulu kamu pernah janji kan, mau jadi pianis yang mengiringi nyanyianku? Nah, kalo kamu ke sana, pasti terwujud. Aku ingin kamu ke sana. Sementara di sini, aku akan menjadi penyanyi yang sukses, dan semoga saja kita dapat bertemu lagi."kata Rio sambil tersenyum.
"...Rio..."gumam Ify. Senyumnya mulai mengembang.
"Aku keren sekali kan?!"kata Rio narsis. "Ayolah, mana Ifyku yang cantik? Dengan air matamu itu, kamu jadi mirip nenek-nenek tau! Ih, tuh, ada keriput.."goda Rio. Ify menjitak Rio.
"Jahat kamu! Huhuhuhuhuhuh..."kata Ify , tertawa dalam tangisannya.


10 tahun kemudian....
Mario Stevano Aditya Haling, seorang penyanyi muda berusia 22 tahun, kini sudah terbilang penyanyi papan atas yang sukses di usianya yang muda ini. Dia memiliki banyak fans gadis remaja, namun tak satu pun dipilihnya menjadi pendamping. Semua itu karena ia percaya suatu hari nanti akan bertemu gadis yang ada dalam foto liontinnya.

"Dan, mari kita sambut, RIOOO!"teriak MC. Langsung saja, teriakan para gadis dan tepuk tangan bergema di gedung tersebut. Muncullah Rio dengan senyum khasnya. Dan ia mulai memegang standing mike-nya. Terdengar alunan piano yang begitu lembut...

Berjanjilah wahai sahabatku
Bila kau tinggalkan aku tetaplah tersenyum
Meski hati sedih dan menangis
Ku ingin kau tetap tabah
Menghadapinya

Bila kau harus pergi
Meninggalkan diriku
Jangan lupakan aku

Semoga dirimu di sana kan baik-baik saja
Untuk selamanya
Di sini aku kan selalu
Rindukan dirimu...uuu...
Wahai sahabatku....

Berjanjilah wahai sahabatku
Bila kau tinggalkan aku tetaplah tersenyum
Meski hati sedih dan menangis
Ku ingin kau tetap tabah
Menghadapinya

Bila kau harus pergi
Meninggalkan diriku
Jangan lupakan aku

Semoga dirimu di sana kan baik-baik saja
Untuk selamanya
Di sini aku kan selalu
Rindukan dirimu...uuu...
Wahai sahabatku

Rindukan dirimu....


Selesai menyanyi, Rio tersenyum pada audience yang datang. Dan ia pun menuju ke belakang panggung, melewati piano.

"Apa kamu lupa padaku, hey Mario Stevano Aditya Haling?"tegur si pianis. Rio sangat mengenal suara itu. Ia menoleh, dan tersenyum.

"...Allyssa...Saufika...Umari...."

THE END

Masa mau jadi pianis ke Inggris? Kayaknya agak gak nyambung ya?

Komen ya? Ya???

Tidak ada komentar: